Minggu, 24 Januari 2016

PD BICARA SEKSUALITAS PADA ANAK Part 2

By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah,S.Psi
               
Dengan mengucap bismillah, saya bagikan ini sebagai ikhtiar dan doa saya memohon perlindungan kepada Allah atas diri, keluarga, sahabat, teman, dan anak didik dari banyak hal yang Allah tidak ridloi, aamiin.

Pembahasan kedua :  Apa yang sebaiknya diajarkan pada anak dan siapa yang bertanggungjawab ?
Baiklah mari kita masuk pada pembahasan berikutnya.  Setelah kita mempunyai gambaran tentang apa yang sedang mengintai anak-anak kita, maka langkah selanjutnya mari kita bangun, kuatkan barisan, dan cukup kagetnya tidak usah berlama-lama dan jangan pingsan lagi ya, please! #NgingetinDiriSendiri L

Sebelumnya kita harus pahami terlebih dahulu apa sebenarnya yang harus kita ajarkan kepada anak kita. Mengajarkan seks ?Seks adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin dan bagaimana menjadi laki-laki dan perempuan. Itukah yang kita ajarkan ?bukan itu sahabatku tersayang, tapi yang kita ajarkan kepada anak-anak kita beyond than that yaitu SEKSUALITASnya. Apa bedanya dengan seks ? Seksualitas adalah
·         Totalitas kepribadian
·          Apa yang kita percayai, rasakan, pikirkan, rasakan, pikirkan, dan bagaimana kita bereaksi
·         Bagaimana kita berbudaya, bersosial, dan berseksual
·         Tampil ketika berdiri, tersenyum, pakaian, tawa, dan menangis
·         Menunjukkan siapa kita
Misalnya saya, saya adalah serang wanita berkerudung, buat saya yang boleh terlihat hanyalah tangan dan wajah, saya lebih senang memakai rok, dan model kerudungnya menutup dada.Maka itu menunjukkan siapa saya sebagai pribadi. Tiba-tiba sahabat semua bertemu saya tidak berkerudung, rambut diwarnai, memakai rok mini, baju tak berlengan lalu setiap melihat laki-laki saya dekati sambil menyapa dengan suara lembut “Hai om mau ke mana, saya temani ya!” sambil ketawa-ketiwi dan colek-colek. Nah pasti yang melihat akankaget dan melihat kepribadian yang berbeda dari saya. Contoh lain ada seorang anak laki-laki yang selalu tersenyum, membantu orangtua, menghargai perempuan, menjaga pandangan, dll. Sebaliknya ada laki-laki tapi kemayu,  semua tingkah lakunya seperti perempuan, dan ujung-ujungnya ternyata dia merasa dirinya perempuan. Semua itulah yang tercakup dalam seksualitas, jadi kita bisa pahami sekarang bahwa yang harus pertama kali kita ajarkan kepada anak kita sejak dini adalah SEKSUALITASnya, bagaimana kita mendampingi anak laki-laki kita menjadi laki-laki sejati dan anak perempuan kita menjadi perempuan seutuhnya yang tentunya kedepannya disipkan menjadi seorang calaon suami, istri, ayah, dan ibu.

Sebagai orang tua kita dihadapkan akan beberapa pilihan ketika mendampingi putra-putri tercinta, yaitu :
·         Membeo, artinya orang tua terus menerus merasa benar dan jarang mau mendengar sehingga isi pengasuhan dipenuhi dengan gaya komunikasi yang tidak efektif ; Menyalahkan, menasehati, membandingkan, menyuap, dll.
·         Mengulang Sejarah, artinya kita mendidik anak kita sama dengan cara mendidik orang tua kita padahal seringkali kita sebenarnya banyak tidak setuju dengan pengasuhan oran tua kita tapi kita terjebak pada pengasuhan yang sama. Begitu pula orang tua kita, bisa jadi pengasuhannya mengulang sejarah apa yang telah didapatkan dari orang tuanya (Allahummaghfirlahum).
·         Merubah fikiran, artinya kita terbuka, mau belajar dari pengalaman, belajar ilmu-ilmu baru yang disesuaikan dengan perkembangan anak kita dan perkembangan zaman, sehingga kita mempersiapkan pengasuhan dengan lebih optimal. Mana yang akan kita pilih, apakah membeo, mengulang sejarah, atau merubah fikiran  itulah yang akan mewarnai anak kita. 

Dalam pengasuhan seksualitas anak dan remaja ada beberapa prinsip yang harus orang tua perhatikan, diantaranya bahwa orangtua pendidik utama/pertamaseksualitas anak sehingga harus konsekwen dan respek, landasan yang harus dipakai adalah landasan AGAMA (jadikan Al-quran rujukan dalam menyampaikan ilmu kepada anak, baca qurannya dan bacakanlah), putuskanlah masa lalu dan keluarlah dari tabu dan saru, serta tingkatkan terus pengetahuan dan keterampilan sebagai orang tua.

Dari gambaran di atas kita semua pahami bahwa yang bertanggungjawab dalam pendidikan dan pengasuhan anak adalah ayah ibunya atau walinya. Ketika menikah tentunya 2 orang insan mempunyai cita-cita besar dalam rumah tangganya terutama ketika mereka dianugrahi keturunan, maka langkah pertama yang harus DISADARI dan DISEPAKATI  bersama adalah anak amanah dari Allah.
SADAR :
·         Bahwa tanggung jawab orang tua kepada Allah
·         Gentingnya masalah karena isyu semakin berkembang
·         Anak perlu pendampingan melewati masa pubertasnya
SEPAKAT :Kedua orang tua harus mempunyai 3C,
·         Concern,  adanya kepedulian terhadap perkembangan anak secara bersama
·         Commitment, berkomitmen bersama terhadap apa yang akan diberikan kepada anak secara bersama-sama, visi-misi, dan adanya pembagian tugas yang jelas.
·         Continuity, terus-menerus bergerak dan berkelanjutan bersama dalam mendidik dan mendampingi anak-anak tercinta

Tentunya sebelum kita lanjutkan kepada bagaimana caranya dan bagaimana memulainya, yang harus kita harus telaah dulu adalah diri kita sendiri sebagai orang tua agar kita bisa percaya diri dalam menghadapi anak-anak kita. Apakah kita masih punya masa lalu yang mempengaruhi diri dan hubungan dengan pasangan ?masalah komunikasi ? suami belum memperlakukan istri dengan ma’ruf ? dan lain-lain.

Apabila kita masih punya ganjalan dalam interaksi dengan pasangan, maka komunikasi harus diperbaiki. Misalnya seorang istri semasa hidupnya sebelum menikah sering ditampar ayahnya ketika menikah dan dihadapkan  dengan suaminya yang senang mengekspresikan kasih sayangnya dengan mengelus pipinya ia respon dengan memalingkan mukanya sambil berujar “apa sih tidak usah pegang-pegang pipi!” karena itu mengingatkannya akan kebiasaan ayahnya. Contoh lain, seorang istri yang mempunyai ayah yang sering main perintah dan tidak memberikan kesempatan dirinya memberikan pendapat dan seringkali disalahkan, suatu saat mendapati suaminya meminta tolong dengan menunjuk sesuatu, maka respon yang muncul adalah “tidak usah tunjuk-tunjuklah, aku juga sudah tahu!”. Tentunya hal-hal seperti itu sedikit banyak akan mengganjal hubungan dan akan imbas terhadap pengasuhan kepada anak-anak. Oleh sebab itu sebaiknya suami istri saling membuka diri dan menyampaikan apa yang dirasakan dan apa yang ingin dibantu oleh pasangan. Setelah masalah kita selesai, maka kita insyaAllah siap menghadapi dan berinteraksi dengan anak kita dengan lebih tenang dan percaya diri.

Bagaimana caranya memulai pendidikan /pengasuhan seksualitas pada anak ?
·         TENTUKAN PRIORITAS, waspada : apa saja ya ? apa bahayanya ? lalu bagi-bagi tugas! Misalnya, untuk Ryan dan Rania.

No
Kegiatan yang akan dilakukan
Siapa yang menjadi mentor
Periode/waktu
1
Mengajarkan SENTUHAN dan orang di sekitar
Mama, Papa
Juli
2
Penjelasan mengenai persiapan baligh
Papa
Agustus
3
Penjelasan dampak positif dan negative TV, internet, PS, HP, dan sejenisnya
Mama, Kakak
November
4
Bergaul dengan baik dan benar
Mama dan Papa
Desember
5
Cara berpakaian, penggunaan parfum, berbicara di telepon
Papa
Desember

·         PERSIAPKAN!, materinya harus sesuai dengan tahapan USIA anak (carilah materinya), latihan bicara depan cermin bagaimana cara menyampaikan (lakukan berulang-ulang sampai yakin dan tidak ragu), dan ciptakan situasinya (buat senyaman dan sesantai mungkin agar anak rileks dan siap menerima)
·         Mulailah dengan menjawab atau bercerita isyu genting sekarang (CURRENT ISSUE). Contoh : Nak peer group itu sunatullah ya, seusia kalian lebih senang berkumpul bersama teman, bagaimana denganmu ?......dst.
·         PENGALAMAN MAMA/PAPA. Orang tua bisa bercerita mengenai pengalaman masa lalu yang lucu, konyol, inspiratif, dll yang bisa mencairkan suasana karena pada dasarnya anak sangat senang mendengar cerita masa lalu ayah ibunya.
·         LENGKAPI/SUSULKAN di lain waktu apabila ada materi yang ketinggalan disampaikan kepada anak.
·         Dalam cara penyampaian selalu gunakan ISTILAH yang ada dalam ALQURAN atau HADIST
·         Anak membutuhkan SIKAP DAN PENDIRIAN ORANG TUA untuk tahu mana yang tak bisa ditawar-tawar dan mana yang bisa dinegosiasi.
·         Manfaatkan GOLDEN OPPORTUNITY, misalnya ketika anak bertanya tentang masalah seksualitas, berada di tengah suatu situasi seperti melihat perempuan dengan baju minim,  anak perempuan kita tertawa keras, berbicara di telepon dengan mendayu, dll.
·         Miliki “THE COURAGE TO BE IMPERFECT” /jangan jaim, artinya tidak harus takut terlihat tidak sempurna di depan anak.
·         KONSISTEN dan belajar MENSTABILKAN emosi dalam menghadapi anak sehari-hari.
·         TELADAN/USWAH lebih dari 1000 kata-kata.

Marilah kita menjadi orang tua yang selalu siap bagi anak-anak kita dan tidak menjadikan masalah TIDAK ADA WAKTU, ILMU DAN PENGETAHUAN menjadi alasan kita untuk tidak mau belajar memulai menjadi orang tua yang asyik dalam berinteraksi dengan anak-anak tercinta.

Untuk waktu, luangkanlah! It’s URGENT! Lalu bagaimana supaya ilmu dan pengetahuan kita bertambah tentunya kita juga harus mengetahui gambaran tahapan perkembangan anak dan remaja kita terutama perkembangan seksualnya sehingga diharapkan kita akan punya gambaran dan senjata ampuh ketika memulai praktek dalam pengasuhan seksualitas mereka. InsyaAllah kita kupas di pembahasan selanjutnya ya.

Selamat menikmati proses perbaikan komunikasi dengan pasangan dan mulai menjalin hubungan lebih intens dengan anak-anak tercinta. Mudah-mudahan Allah memudahkan segala urusan kita dan janganlah kita lupa selalu berdoa kepada Allah untuk ketuntasan kita dalam menyelesaikan tugas sebagai orang tua.

Wallahu a’lam bishawwab


Sampai jumpa di Pembahasan ketiga : Bagaimana caranya?  Yuk praktek!, insyaAllah J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar