PD BICARA SEKSUALITAS PADA ANAK
By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah
Dengan mengucap bismillah, saya bagikan ini sebagai
ikhtiar dan doa saya memohon perlindungan kepada Allah atas diri, keluarga,
sahabat, teman, dan anak didik dari banyak hal yang Allah tidak ridloi, aamiin.
Pembahasan satu :
Apa latar belakang kita harus belajar PD bicara seksualitas pada anak ?
Sudah bertahuln-tahun lalu terakhir saya mendapatkan materi
ini dari bu Elly Risman dan rasanya sudah tenggelam dalam otak saya entah di
bagian mana. Sementara saat ini saya
sangat membutuhkannya sekali. Alhamdulillah
Allah menjawab doa saya dengan bertemu kembali dengan materi yang sama hari ini
yaitu PD Bicara Seksualitas Pada Anak.
Sebelum kita masuk kepada pembahasan bagaimana berbicara
dengan anak kita mengenai seksualitas, ada baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu kenapa hal tersebut menjadi sangat penting.
Bu Elly mengawali seminar ini dengan memaparkan fakta-fakta
hasil penelitian mengenai persebaran kasus kejahatan seksual di 26 provinsi di
Indonesia dengan pelaku anak-anak SMP-SMA, kasus kejahatan seksual di sekolah
yang dilakukan guru di 18 provinsi, gambaran kasus kejahatan seksual dengan
pelaku anak usia SD di 14 provinsi, dan informasi lain baik yang diberitakan di
media masa ataupun tidak. Hasil penelitian ini menunjukan Jawa Barat tercinta
ada di urutan 3 besar…hiks.
Di kalangan anak-anak dan remaja kita telah mewabah
kebiasaan-kebiasaan yang di luar dari bayangan dan nalar kita…innalillahi…yaitu
mereka sudah melihat konten pornografi dari kelas 4, 5, 6 SD, terbiasa saling
mengirim pesan yang menjurus kepada hal yang tidak pantas/porno, selfie,
pacaran, masturbasi, seks suka sama suka, dan kampanye LGBT lewat semua social media
pun semakin gencar. Saat ini yang membuat merinding, seluruh badan berkeringat,
hati bergetar, dan kepala berdenyut karena pelaku dan korban kejahatan seksual
dilakukan dari sejak usia muda…hiks lagi…..berurai air mata tanpa bisa
terbendung, yaa Rabb…
Ada apa ini,,,apa yang terjadi dengan anak-anak kita
tercinta sang penerus peradaban ? ternyata anak-anak kita tanpa kita sadari
sudah terpapar pornografi yang telah membuat otaknya rusak, kenapa ? karena
pornografi adalah NARKOLEMA yaitu narkoba lewat mata….ya benar NARKOBA! Tapi efek
narkolema ini kerusakannya melebihi
narkoba biasa. Sementara kita sebagai orang tua merasa AMAN sehingga tidak
menyadari bahaya besar sedang mengintai anak-anak kita tercinta dan nerasa itu
tidak akan terjadi dengan anak kita sehingga perlulah kita kembali melihat diri
dan sekeliling kita agar sense of emergency kita kembali menyala dan melihat
persoalan ini sebagai persoalan yang harus diprioritaskan diperhatikan.
Bagaimana sebetulnya kerusakan otak anak kita atau bahkan
kita yang kecanduan pornografi ? mari kita lihat ilustrasinya : Sebuah mobil
mewah yang sangat nyaman dan bisa dikendarai dengan sangat cepat melaju di
jalan tol dengan kecepatan paling maksimal tiba-tiba menambrak pembatas tol
sampai riksek dan kepala pengendaranya terbentur dengan sangat keras sampai
koma. Ketika di MRI terlihatlah apa yang terjadi dengan otaknya. Banyak syaraf
dan fungsinya yang rusak sehingga tidak bisa mengirim sinyal kepada bagian
tubuh lainnya, maka tidak ada koneksilah otak dengan organ lainnya. Nah sehebat
itulah kerusakan otak anak/kita yang telah terpapar pornografi yang jumlahnya
tak terhitung alias kecanduan….naudzubillah…hiks. Kenapa itu terjadi ? karena
ketika kecanduan pornografi, maka otak bagian direktur menjadi kurang atau
bahkan tidak berfungsi. Sementara direktur /pre frontal cortex yang letaknya di
bagian kening kananadalah tempat berkembangnya nilai dan moral yang
bertanggungjawab/ bertugas untuk mengambil keputusan, perencanaan masa depan,
pengaturan emosi untuk menunda kepuasan, dan pengontrolan diri yang berhubungan
dengan konsekwensi. Otak bagian ini akan matang secara keilmuan adalah pada
usia 25 tahun, jadi apabila dalam proses perkembangannya mendapat perlakukan yang
tidak menstimulasinya untuk berfikir kritis.
Sementara dalam perkembangan otak ini selain ada pre frontal
cortex sebagai direktur, ada juga sitem limbik
yang bertugas sebagai responder, di mana responder ini yang biasa mengeluarkan
zat dopamine apabila merasakan kenikmatan dan cenderung menagih kembali untuk
merasakan kenikmatan yang sama atau bahkan lebih. Misalnya si A melihat konten
pornografi maka responder meresponnya dengan mengeluarkan dopamine maka
responder akan mengirim instruksi /menagih/meminta kembali melihat hal yang
sama agar responder terpuaskan. Apabila konten tersebut tidak lagi membuat
dopamine keluar, maka responder akan mengirimkan perintah untuk mencari konten yang
lain yang dapat memuaskan responder dan mengeluarkan dopamine…dan begitu
seterusnya. Bagi otak anak dan remaja yang belum sempurna direkturnya, maka hal
tersebuat akan membuatnya menciut dan menurunkan fungsinya. Ibarat seorang
binaragawan yang terus melatih tangannya terus-menerus supaya berotot tapi lupa
melatih kakinya juga, maka lambat laun kakinya akan bermasalah karena menopang
berat dari bagian atas, begitu juga otak anak kita. Pada anak remaja ke bawah
perkembangan 1 direktur diiringi perkembangan responder 3, jadi kalau
rangsangan pornografi sangat banyak, maka direktur akan kewalahan melawan
keinginan responder yang begitu meluap.
Tempat-tempat anak melihat pornografi begitu membuat saya
tertegun, bagaimana tidak ? prosentasinya sudah mulai membesar dari terakhir
saya dapatkan dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Di rumah sendiri/saudara,
bioskop, rumah teman, sekolah, dan warnet adalah beberapa tempat yang
disebutkan mereka pertama kali atau terbiasa melihat konten pornografi dari
hasil penelitian pada anak.
Selain ada anak-anak penikmat pornografi, sekarang semakin
berkembang anak-anak sebagai pelaku, di mana mereka mulai menyebarkan selfie
yang berindikasi pornografi, seperti :
1.
Naked Selfie, Memfoto sebagian tubuh ataupun
seluruh tubuh.
2.
Belfie, Mempertontonkan perutnya.
3.
Shower Selfie, difoto ketika mandi.
4.
After Sex Sefie, you now what is this…(tidak
kuat mengetiknya, langsung sakit kepala).
5.
Selfie Pamer Ketiak, sedang marak foto ketiak
dengan bulu warna-warni.
6.
Gym/Abs
Selfie, memamerkan badan yang berotot, perut berotot 6, dan sejenisnya.
7.
Selfie hamil dan menyusui, banyak yang bangga
memamerkan perutnya yang hamil (foto
telanjang bagian perut atau seluruh badan) ataupun sedang menyusui dengan alasan keren
dan seni.
Sahabatku semua baru tahu sekarang ? kasian! Sama dong
dengan saya, hanya beberapa poin yang pernah saya tahu sedang melanda anak-anak
bahkan orang dewasa di sekitar kita, sisanya….membuat kaki dan jantung saya kembali bergetar…hiks…hiks…hiks.
Masalah lainnya yang sedang marak adalah PACARAN. Dari mulai
anak-anak TK, SD,SMP,SMA tampaknya banyak yang berlomba-lomba kalau dapat
pasangan aliaspacar itu adalah prestasi. Kalau loe tidak punya pacar, kasian
deh loe tidak laku, tidak keren, tidak ke-kinian, tidak gaol, dan sebutin lain
yang membuat dirinya tidak berharga dan diakui sehingga mencarilah mereka
pasangan dengan banyak alasan. Setelah
punya pasangan, apa yang mereka lakukan ? mereka merasa sudah halal melakukan
apapun dengan pasangannya seperti berpegangan, berciuman, dll…hu..hu L
Darimana semuanya itu ? dari tontonan (film, sinetron,
iklan, dll), games, komik & majalah, internet, dan media lainnya yang
berkonten pornografi. Kenapa begitu genjar serangan pornografi ? apakah ada
dalangnya ? yup, ada! Menurut Mark B. Kastleman, Candeo , penyedia pornografi
yang meraup pundi-pundi uang yang tak terhitung jumlahnya sangat tahu usia anak
dan remaja adalah masa-masa yang mudah disasar dan dijadikan MARKET FUTURE
mereka sebagai pecandu pornografi yang
otomatis akan menjadi pelanggan mereka seumur hidup terutama anak laki-laki
kita dengan 3 sasaran yaitu, anak dan
remaja kita memiliki perpustakaan porno yang bisa diakses kapan saja dan di
mana saja (visual crack cocaine), kerusakan otak permanen, dan dirangsang untuk
ejakulasi 33-36 kali ejakulasi….maka berhasillah mereka menjerat anak-anak kita…Innalillahi…naudzubillahimindzaalik.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan anak kita ?
·
Orangtua terlalu sibuk sehingga anak di sub
kontrakan. Pengasuhan anak kita serahkan kepada orang lain, baik itu pengasuh,
babby sitter, saudara, nenek-kakek, dll. Kita sibuk bayar mahal mereka sementara
tanpa kita sadari anak kita tidak terdidik dengan baik/maksimal. Banyak kasus
anak yang dilecehkan oleh orang-orang terdekatnya sementara kita tidak tahu sama
sekali dan merasa semuanya baik-baik saja.
·
Orang tua/pendidik dan anak tidak sadar bahwa
anak adalah generasi PLATINUM yang dibesarkan di ERA DIGITAL. Dengan sentuhan
satu jari saja anak bisa menjelajah banyak hal termasuk konten pornografi,
kekerasan, judi, dsb. Sementara dengan bangganya banyak orang tua yang
menfasilitasi anaknya dengan semua teknologi tanpa mengajari dan mendampingi bagaimana
penggunaannya secara benar dan bijaksana. Bayi yang belum bisa jalanpun sudah
diberikan bermain hp atau ipad yang sangat tidak dibutuhkan oleh mereka. Alasan
banyak orang tua yang melakukannya, supaya diam/anteng!
·
Orang tua/pendidik dan anak tidak menyadari
bahwa masa-masa ini adalah masa meniru dan ingin tahu rasanya, sehingga apa yang dilihatnya cenderung membuat mereka
ingin mencobanya. Dan ini terjadi pada anak yang tidak mendapat pondasi kuat
dari lingkungannya terutama agama.
·
Orangtua/pendidik beranggapan bahwa persiapan
pra baligh bisa dilakukan nanti. Ayo jujur, berapa dari kita yang diajarkan
persiapan menghadapi baligh misalnya mengenai mensturasi dan mimpi basah oleh
orang tua/wali kita ? sedikit, iya sedikit karena banyak yang beranggapan itu
bukan hal penting, padahal anak-kita harus disiapkan bagaimana mereka nanti
ketika baligh, apa yang harus disiapkan dan apa yang harus dilakukan.
·
Umumnya ayah kurang terlibat dalam pengasuhan
dan banyak DIAM. Banyak ayah yang menyerahkan segala sesuatu kepada ibunya
anak-anak dan merasa tugasnya hanya satu yaitu mencari rezeki atau UANG
sehingga perkembangan anak timpang dan tidak berkembang secara optimal.
Wah semakin panas ini pembahasan…intinya
adalah yang sedang terjadi dengan anak dan remaja di sekitar kita adalah
masalah besar dan sangat URGENT! Tidakkah mulai menyadari bahaya mengintai
anak-anak kita ? Jangan sampai kita kebakaran jenggot ketika hal tersebut
terjadi pada orang-orang yang kita cintai….Yaa Rabb lindungi keluarga dan anak
didik hamba….berurai kembali
#NoteToSelf#Faghfirlii…
Lalu apa yang sudah kita
persiapkan ? sudah sejauhmana kita sudah mempersiapkan pubertas anak kita ?
apakah kita melakukannya sendiri atau mengharapkan orang lain melakukannya ?
apa saja yang sudah dibahas bersama anak-anak ? pernah dan sudahkah membahas
isyu mutakhir yang disampaikan di atas kepada anak-anak kita ?.....kemana saja
kita ? pingsankah ? masih sibukkah dengan urusan diri sendiri ?
Pembahasan selanjutnya insyaAllah
dilanjut nanti ya, karena begitu banyak yang harus dibahas dan supaya kita bisa
meresapi terlebih dahulu apa yang sedang terjadi dan mengapa penting kita
bangun dari PINGSAN agar pembahasan berikutnya dapat kita cerna bersama dalam
keadaan bangun.
Wallahu a’lam bishowwab…
NEXT…
Pembahasan kedua : Apa
yang sebaiknya diajarkan pada anak dan siapa yang bertanggungjawab ?
Pembahasan ketiga : Bagaimana caranya? Yuk praktek!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar