Sabtu, 19 September 2015

PD BICARA SEKSUALITAS PADA ANAK, Part 1

PD BICARA SEKSUALITAS PADA ANAK
By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah

Dengan mengucap bismillah, saya bagikan ini sebagai ikhtiar dan doa saya memohon perlindungan kepada Allah atas diri, keluarga, sahabat, teman, dan anak didik dari banyak hal yang Allah tidak ridloi, aamiin.

Pembahasan satu : Apa latar belakang kita harus belajar PD bicara seksualitas pada anak ?

Sudah bertahuln-tahun lalu terakhir saya mendapatkan materi ini dari bu Elly Risman dan rasanya sudah tenggelam dalam otak saya entah di bagian mana. Sementara  saat ini saya sangat membutuhkannya sekali.  Alhamdulillah Allah menjawab doa saya dengan bertemu kembali dengan materi yang sama hari ini yaitu PD Bicara Seksualitas Pada Anak.

Sebelum kita masuk kepada pembahasan bagaimana berbicara dengan anak kita mengenai seksualitas, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu kenapa hal tersebut menjadi sangat penting.
Bu Elly mengawali seminar ini dengan memaparkan fakta-fakta hasil penelitian mengenai persebaran kasus kejahatan seksual di 26 provinsi di Indonesia dengan pelaku anak-anak SMP-SMA, kasus kejahatan seksual di sekolah yang dilakukan guru di 18 provinsi, gambaran kasus kejahatan seksual dengan pelaku anak usia SD di 14 provinsi, dan informasi lain baik yang diberitakan di media masa ataupun tidak. Hasil penelitian ini menunjukan Jawa Barat tercinta ada di urutan 3 besar…hiks.

Di kalangan anak-anak dan remaja kita telah mewabah kebiasaan-kebiasaan yang di luar dari bayangan dan nalar kita…innalillahi…yaitu mereka sudah melihat konten pornografi dari kelas 4, 5, 6 SD, terbiasa saling mengirim pesan yang menjurus kepada hal yang tidak pantas/porno, selfie, pacaran, masturbasi, seks suka sama suka, dan kampanye LGBT lewat semua social media pun semakin gencar. Saat ini yang membuat merinding, seluruh badan berkeringat, hati bergetar, dan kepala berdenyut karena pelaku dan korban kejahatan seksual dilakukan dari sejak usia muda…hiks lagi…..berurai air mata tanpa bisa terbendung, yaa Rabb…

Ada apa ini,,,apa yang terjadi dengan anak-anak kita tercinta sang penerus peradaban ? ternyata anak-anak kita tanpa kita sadari sudah terpapar pornografi yang telah membuat otaknya rusak, kenapa ? karena pornografi adalah NARKOLEMA yaitu narkoba lewat mata….ya benar NARKOBA! Tapi efek narkolema  ini kerusakannya melebihi narkoba biasa. Sementara kita sebagai orang tua merasa AMAN sehingga tidak menyadari bahaya besar sedang mengintai anak-anak kita tercinta dan nerasa itu tidak akan terjadi dengan anak kita sehingga perlulah kita kembali melihat diri dan sekeliling kita agar sense of emergency kita kembali menyala dan melihat persoalan ini sebagai persoalan yang harus diprioritaskan diperhatikan.

Bagaimana sebetulnya kerusakan otak anak kita atau bahkan kita yang kecanduan pornografi ? mari kita lihat ilustrasinya : Sebuah mobil mewah yang sangat nyaman dan bisa dikendarai dengan sangat cepat melaju di jalan tol dengan kecepatan paling maksimal tiba-tiba menambrak pembatas tol sampai riksek dan kepala pengendaranya terbentur dengan sangat keras sampai koma. Ketika di MRI terlihatlah apa yang terjadi dengan otaknya. Banyak syaraf dan fungsinya yang rusak sehingga tidak bisa mengirim sinyal kepada bagian tubuh lainnya, maka tidak ada koneksilah otak dengan organ lainnya. Nah sehebat itulah kerusakan otak anak/kita yang telah terpapar pornografi yang jumlahnya tak terhitung alias kecanduan….naudzubillah…hiks. Kenapa itu terjadi ? karena ketika kecanduan pornografi, maka otak bagian direktur menjadi kurang atau bahkan tidak berfungsi. Sementara direktur /pre frontal cortex yang letaknya di bagian kening kananadalah tempat berkembangnya nilai dan moral yang bertanggungjawab/ bertugas untuk mengambil keputusan, perencanaan masa depan, pengaturan emosi untuk menunda kepuasan, dan pengontrolan diri yang berhubungan dengan konsekwensi. Otak bagian ini akan matang secara keilmuan adalah pada usia 25 tahun, jadi apabila dalam proses perkembangannya mendapat perlakukan yang tidak menstimulasinya untuk berfikir kritis.

Sementara dalam perkembangan otak ini selain ada pre frontal cortex sebagai  direktur, ada juga sitem limbik yang bertugas sebagai responder, di mana responder ini yang biasa mengeluarkan zat dopamine apabila merasakan kenikmatan dan cenderung menagih kembali untuk merasakan kenikmatan yang sama atau bahkan lebih. Misalnya si A melihat konten pornografi maka responder meresponnya dengan mengeluarkan dopamine maka responder akan mengirim instruksi /menagih/meminta kembali melihat hal yang sama agar responder terpuaskan. Apabila konten tersebut tidak lagi membuat dopamine keluar, maka responder akan mengirimkan perintah untuk mencari konten yang lain yang dapat memuaskan responder dan mengeluarkan dopamine…dan begitu seterusnya. Bagi otak anak dan remaja yang belum sempurna direkturnya, maka hal tersebuat akan membuatnya menciut dan menurunkan fungsinya. Ibarat seorang binaragawan yang terus melatih tangannya terus-menerus supaya berotot tapi lupa melatih kakinya juga, maka lambat laun kakinya akan bermasalah karena menopang berat dari bagian atas, begitu juga otak anak kita. Pada anak remaja ke bawah perkembangan 1 direktur diiringi perkembangan responder 3, jadi kalau rangsangan pornografi sangat banyak, maka direktur akan kewalahan melawan keinginan responder yang begitu meluap.

Tempat-tempat anak melihat pornografi begitu membuat saya tertegun, bagaimana tidak ? prosentasinya sudah mulai membesar dari terakhir saya dapatkan dari Yayasan Kita dan Buah Hati. Di rumah sendiri/saudara, bioskop, rumah teman, sekolah, dan warnet adalah beberapa tempat yang disebutkan mereka pertama kali atau terbiasa melihat konten pornografi dari hasil penelitian pada anak.

Selain ada anak-anak penikmat pornografi, sekarang semakin berkembang anak-anak sebagai pelaku, di mana mereka mulai menyebarkan selfie yang berindikasi pornografi, seperti :
1.       Naked Selfie, Memfoto sebagian tubuh ataupun seluruh tubuh.
2.       Belfie, Mempertontonkan perutnya.
3.       Shower Selfie, difoto ketika mandi.
4.       After Sex Sefie, you now what is this…(tidak kuat mengetiknya, langsung sakit kepala).
5.       Selfie Pamer Ketiak, sedang marak foto ketiak dengan bulu warna-warni.
6.       Gym/Abs Selfie, memamerkan badan yang berotot, perut berotot 6, dan sejenisnya.
7.       Selfie hamil dan menyusui, banyak yang bangga memamerkan perutnya  yang hamil (foto telanjang bagian perut atau seluruh badan)  ataupun sedang menyusui dengan alasan keren dan seni.
Sahabatku semua baru tahu sekarang ? kasian! Sama dong dengan saya, hanya beberapa poin yang pernah saya tahu sedang melanda anak-anak bahkan orang dewasa di sekitar kita, sisanya….membuat kaki dan jantung  saya kembali bergetar…hiks…hiks…hiks.

Masalah lainnya yang sedang marak adalah PACARAN. Dari mulai anak-anak TK, SD,SMP,SMA tampaknya banyak yang berlomba-lomba kalau dapat pasangan aliaspacar itu adalah prestasi. Kalau loe tidak punya pacar, kasian deh loe tidak laku, tidak keren, tidak ke-kinian, tidak gaol, dan sebutin lain yang membuat dirinya tidak berharga dan diakui sehingga mencarilah mereka pasangan dengan banyak alasan.  Setelah punya pasangan, apa yang mereka lakukan ? mereka merasa sudah halal melakukan apapun dengan pasangannya seperti berpegangan, berciuman, dll…hu..hu L

Darimana semuanya itu ? dari tontonan (film, sinetron, iklan, dll), games, komik & majalah, internet, dan media lainnya yang berkonten pornografi. Kenapa begitu genjar serangan pornografi ? apakah ada dalangnya ? yup, ada! Menurut Mark B. Kastleman, Candeo , penyedia pornografi yang meraup pundi-pundi uang yang tak terhitung jumlahnya sangat tahu usia anak dan remaja adalah masa-masa yang mudah disasar dan dijadikan MARKET FUTURE mereka  sebagai pecandu pornografi yang otomatis akan menjadi pelanggan mereka seumur hidup terutama anak laki-laki kita dengan   3 sasaran yaitu, anak dan remaja kita memiliki perpustakaan porno yang bisa diakses kapan saja dan di mana saja (visual crack cocaine), kerusakan otak permanen, dan dirangsang untuk ejakulasi 33-36 kali ejakulasi….maka berhasillah mereka menjerat anak-anak kita…Innalillahi…naudzubillahimindzaalik.

Apa sebenarnya yang sedang terjadi dengan anak kita ?
·         Orangtua terlalu sibuk sehingga anak di sub kontrakan. Pengasuhan anak kita serahkan kepada orang lain, baik itu pengasuh, babby sitter, saudara, nenek-kakek, dll. Kita sibuk bayar mahal mereka sementara tanpa kita sadari anak kita tidak terdidik dengan baik/maksimal. Banyak kasus anak yang dilecehkan oleh orang-orang terdekatnya sementara kita tidak tahu sama sekali dan merasa semuanya baik-baik saja.

·         Orang tua/pendidik dan anak tidak sadar bahwa anak adalah generasi PLATINUM yang dibesarkan di ERA DIGITAL. Dengan sentuhan satu jari saja anak bisa menjelajah banyak hal termasuk konten pornografi, kekerasan, judi, dsb. Sementara dengan bangganya banyak orang tua yang menfasilitasi anaknya dengan semua teknologi tanpa mengajari dan mendampingi bagaimana penggunaannya secara benar dan bijaksana. Bayi yang belum bisa jalanpun sudah diberikan bermain hp atau ipad yang sangat tidak dibutuhkan oleh mereka. Alasan banyak orang tua yang melakukannya, supaya diam/anteng!

·         Orang tua/pendidik dan anak tidak menyadari bahwa masa-masa ini adalah masa meniru dan ingin tahu rasanya, sehingga  apa yang dilihatnya cenderung membuat mereka ingin mencobanya. Dan ini terjadi pada anak yang tidak mendapat pondasi kuat dari lingkungannya terutama agama.
·         Orangtua/pendidik beranggapan bahwa persiapan pra baligh bisa dilakukan nanti. Ayo jujur, berapa dari kita yang diajarkan persiapan menghadapi baligh misalnya mengenai mensturasi dan mimpi basah oleh orang tua/wali kita ? sedikit, iya sedikit karena banyak yang beranggapan itu bukan hal penting, padahal anak-kita harus disiapkan bagaimana mereka nanti ketika baligh, apa yang harus disiapkan dan apa yang harus dilakukan.

·         Umumnya ayah kurang terlibat dalam pengasuhan dan banyak DIAM. Banyak ayah yang menyerahkan segala sesuatu kepada ibunya anak-anak dan merasa tugasnya hanya satu yaitu mencari rezeki atau UANG sehingga perkembangan anak timpang dan tidak berkembang secara optimal.

Wah semakin panas ini pembahasan…intinya adalah yang sedang terjadi dengan anak dan remaja di sekitar kita adalah masalah besar dan sangat URGENT!  Tidakkah mulai menyadari bahaya mengintai anak-anak kita ? Jangan sampai kita kebakaran jenggot ketika hal tersebut terjadi pada orang-orang yang kita cintai….Yaa Rabb lindungi keluarga dan anak didik hamba….berurai kembali  #NoteToSelf#Faghfirlii…

Lalu apa yang sudah kita persiapkan ? sudah sejauhmana kita sudah mempersiapkan pubertas anak kita ? apakah kita melakukannya sendiri atau mengharapkan orang lain melakukannya ? apa saja yang sudah dibahas bersama anak-anak ? pernah dan sudahkah membahas isyu mutakhir yang disampaikan di atas kepada anak-anak kita ?.....kemana saja kita ? pingsankah ? masih sibukkah dengan urusan diri sendiri ?

Pembahasan selanjutnya insyaAllah dilanjut nanti ya, karena begitu banyak yang harus dibahas dan supaya kita bisa meresapi terlebih dahulu apa yang sedang terjadi dan mengapa penting kita bangun dari PINGSAN agar pembahasan berikutnya dapat kita cerna bersama dalam keadaan bangun.
Wallahu a’lam bishowwab…

NEXT…
Pembahasan kedua :  Apa yang sebaiknya diajarkan pada anak dan siapa yang bertanggungjawab ?

Pembahasan ketiga : Bagaimana caranya?  Yuk praktek!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar