By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah,S.Psi
Dengan mengucap bismillah, saya bagikan ini
sebagai ikhtiar dan doa saya memohon perlindungan kepada Allah atas diri,
keluarga, sahabat, teman, dan anak didik dari banyak hal yang Allah tidak
ridloi, aamiin.
Pembahasan kedua : Apa yang sebaiknya diajarkan pada anak dan
siapa yang bertanggungjawab ?
Baiklah mari kita masuk pada pembahasan
berikutnya. Setelah kita mempunyai
gambaran tentang apa yang sedang mengintai anak-anak kita, maka langkah
selanjutnya mari kita bangun, kuatkan barisan, dan cukup kagetnya tidak usah
berlama-lama dan jangan pingsan lagi ya, please! #NgingetinDiriSendiri L
Sebelumnya kita harus pahami terlebih dahulu apa
sebenarnya yang harus kita ajarkan kepada anak kita. Mengajarkan seks ?Seks
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan alat kelamin dan bagaimana
menjadi laki-laki dan perempuan. Itukah yang kita ajarkan ?bukan itu sahabatku
tersayang, tapi yang kita ajarkan kepada anak-anak kita beyond than that yaitu
SEKSUALITASnya. Apa bedanya dengan seks ? Seksualitas adalah
·
Totalitas kepribadian
·
Apa yang
kita percayai, rasakan, pikirkan, rasakan, pikirkan, dan bagaimana kita
bereaksi
·
Bagaimana kita berbudaya, bersosial, dan
berseksual
·
Tampil ketika berdiri, tersenyum, pakaian, tawa,
dan menangis
·
Menunjukkan siapa kita
Misalnya saya, saya adalah serang wanita
berkerudung, buat saya yang boleh terlihat hanyalah tangan dan wajah, saya
lebih senang memakai rok, dan model kerudungnya menutup dada.Maka itu
menunjukkan siapa saya sebagai pribadi. Tiba-tiba sahabat semua bertemu saya
tidak berkerudung, rambut diwarnai, memakai rok mini, baju tak berlengan lalu
setiap melihat laki-laki saya dekati sambil menyapa dengan suara lembut “Hai om
mau ke mana, saya temani ya!” sambil ketawa-ketiwi dan colek-colek. Nah pasti
yang melihat akankaget dan melihat kepribadian yang berbeda dari saya. Contoh
lain ada seorang anak laki-laki yang selalu tersenyum, membantu orangtua,
menghargai perempuan, menjaga pandangan, dll. Sebaliknya ada laki-laki tapi
kemayu, semua tingkah lakunya seperti
perempuan, dan ujung-ujungnya ternyata dia merasa dirinya perempuan. Semua
itulah yang tercakup dalam seksualitas, jadi kita bisa pahami sekarang bahwa
yang harus pertama kali kita ajarkan kepada anak kita sejak dini adalah
SEKSUALITASnya, bagaimana kita mendampingi anak laki-laki kita menjadi
laki-laki sejati dan anak perempuan kita menjadi perempuan seutuhnya yang
tentunya kedepannya disipkan menjadi seorang calaon suami, istri, ayah, dan
ibu.
Sebagai orang tua kita dihadapkan akan beberapa
pilihan ketika mendampingi putra-putri tercinta, yaitu :
·
Membeo, artinya orang tua terus menerus merasa
benar dan jarang mau mendengar sehingga isi pengasuhan dipenuhi dengan gaya
komunikasi yang tidak efektif ; Menyalahkan, menasehati, membandingkan,
menyuap, dll.
·
Mengulang Sejarah, artinya kita mendidik anak
kita sama dengan cara mendidik orang tua kita padahal seringkali kita
sebenarnya banyak tidak setuju dengan pengasuhan oran tua kita tapi kita
terjebak pada pengasuhan yang sama. Begitu pula orang tua kita, bisa jadi
pengasuhannya mengulang sejarah apa yang telah didapatkan dari orang tuanya
(Allahummaghfirlahum).
·
Merubah fikiran, artinya kita terbuka, mau
belajar dari pengalaman, belajar ilmu-ilmu baru yang disesuaikan dengan perkembangan
anak kita dan perkembangan zaman, sehingga kita mempersiapkan pengasuhan dengan
lebih optimal. Mana yang akan kita pilih, apakah membeo, mengulang sejarah,
atau merubah fikiran itulah yang akan
mewarnai anak kita.
Dalam pengasuhan seksualitas anak dan remaja ada
beberapa prinsip yang harus orang tua perhatikan, diantaranya bahwa orangtua
pendidik utama/pertamaseksualitas anak sehingga harus konsekwen dan respek,
landasan yang harus dipakai adalah landasan AGAMA (jadikan Al-quran rujukan
dalam menyampaikan ilmu kepada anak, baca qurannya dan bacakanlah), putuskanlah
masa lalu dan keluarlah dari tabu dan saru, serta tingkatkan terus pengetahuan
dan keterampilan sebagai orang tua.
Dari gambaran di atas kita semua pahami bahwa
yang bertanggungjawab dalam pendidikan dan pengasuhan anak adalah ayah ibunya
atau walinya. Ketika menikah tentunya 2 orang insan mempunyai cita-cita besar
dalam rumah tangganya terutama ketika mereka dianugrahi keturunan, maka langkah
pertama yang harus DISADARI dan DISEPAKATI bersama adalah anak amanah dari Allah.
SADAR :
·
Bahwa tanggung jawab orang tua kepada Allah
·
Gentingnya masalah karena isyu semakin
berkembang
·
Anak perlu pendampingan melewati masa
pubertasnya
SEPAKAT :Kedua orang tua harus mempunyai 3C,
·
Concern,
adanya kepedulian terhadap perkembangan anak secara bersama
·
Commitment, berkomitmen bersama terhadap apa
yang akan diberikan kepada anak secara bersama-sama, visi-misi, dan adanya
pembagian tugas yang jelas.
·
Continuity, terus-menerus bergerak dan berkelanjutan
bersama dalam mendidik dan mendampingi anak-anak tercinta
Tentunya sebelum kita lanjutkan kepada bagaimana
caranya dan bagaimana memulainya, yang harus kita harus telaah dulu adalah diri
kita sendiri sebagai orang tua agar kita bisa percaya diri dalam menghadapi
anak-anak kita. Apakah kita masih punya masa lalu yang mempengaruhi diri dan
hubungan dengan pasangan ?masalah komunikasi ? suami belum memperlakukan istri
dengan ma’ruf ? dan lain-lain.
Apabila kita masih punya ganjalan dalam
interaksi dengan pasangan, maka komunikasi harus diperbaiki. Misalnya seorang
istri semasa hidupnya sebelum menikah sering ditampar ayahnya ketika menikah
dan dihadapkan dengan suaminya yang
senang mengekspresikan kasih sayangnya dengan mengelus pipinya ia respon dengan
memalingkan mukanya sambil berujar “apa sih tidak usah pegang-pegang pipi!”
karena itu mengingatkannya akan kebiasaan ayahnya. Contoh lain, seorang istri
yang mempunyai ayah yang sering main perintah dan tidak memberikan kesempatan
dirinya memberikan pendapat dan seringkali disalahkan, suatu saat mendapati
suaminya meminta tolong dengan menunjuk sesuatu, maka respon yang muncul adalah
“tidak usah tunjuk-tunjuklah, aku juga sudah tahu!”. Tentunya hal-hal seperti
itu sedikit banyak akan mengganjal hubungan dan akan imbas terhadap pengasuhan
kepada anak-anak. Oleh sebab itu sebaiknya suami istri saling membuka diri dan
menyampaikan apa yang dirasakan dan apa yang ingin dibantu oleh pasangan.
Setelah masalah kita selesai, maka kita insyaAllah siap menghadapi dan
berinteraksi dengan anak kita dengan lebih tenang dan percaya diri.
Bagaimana caranya memulai pendidikan /pengasuhan
seksualitas pada anak ?
·
TENTUKAN PRIORITAS, waspada : apa saja ya ? apa
bahayanya ? lalu bagi-bagi tugas! Misalnya, untuk Ryan dan Rania.
No
|
Kegiatan
yang akan dilakukan
|
Siapa
yang menjadi mentor
|
Periode/waktu
|
1
|
Mengajarkan SENTUHAN dan orang di sekitar
|
Mama, Papa
|
Juli
|
2
|
Penjelasan mengenai persiapan baligh
|
Papa
|
Agustus
|
3
|
Penjelasan dampak positif dan negative TV,
internet, PS, HP, dan sejenisnya
|
Mama, Kakak
|
November
|
4
|
Bergaul dengan baik dan benar
|
Mama dan Papa
|
Desember
|
5
|
Cara berpakaian, penggunaan parfum, berbicara
di telepon
|
Papa
|
Desember
|
·
PERSIAPKAN!, materinya harus sesuai dengan
tahapan USIA anak (carilah materinya), latihan bicara depan cermin bagaimana
cara menyampaikan (lakukan berulang-ulang sampai yakin dan tidak ragu), dan
ciptakan situasinya (buat senyaman dan sesantai mungkin agar anak rileks dan
siap menerima)
·
Mulailah dengan menjawab atau bercerita isyu
genting sekarang (CURRENT ISSUE). Contoh : Nak peer group itu sunatullah ya,
seusia kalian lebih senang berkumpul bersama teman, bagaimana denganmu
?......dst.
·
PENGALAMAN MAMA/PAPA. Orang tua bisa bercerita
mengenai pengalaman masa lalu yang lucu, konyol, inspiratif, dll yang bisa
mencairkan suasana karena pada dasarnya anak sangat senang mendengar cerita
masa lalu ayah ibunya.
·
LENGKAPI/SUSULKAN di lain waktu apabila ada
materi yang ketinggalan disampaikan kepada anak.
·
Dalam cara penyampaian selalu gunakan ISTILAH
yang ada dalam ALQURAN atau HADIST
·
Anak membutuhkan SIKAP DAN PENDIRIAN ORANG TUA
untuk tahu mana yang tak bisa ditawar-tawar dan mana yang bisa dinegosiasi.
·
Manfaatkan GOLDEN OPPORTUNITY, misalnya ketika anak
bertanya tentang masalah seksualitas, berada di tengah suatu situasi seperti
melihat perempuan dengan baju minim, anak
perempuan kita tertawa keras, berbicara di telepon dengan mendayu, dll.
·
Miliki “THE COURAGE TO BE IMPERFECT” /jangan
jaim, artinya tidak harus takut terlihat tidak sempurna di depan anak.
·
KONSISTEN dan belajar MENSTABILKAN emosi dalam
menghadapi anak sehari-hari.
·
TELADAN/USWAH lebih dari 1000 kata-kata.
Marilah kita menjadi orang tua yang selalu siap
bagi anak-anak kita dan tidak menjadikan masalah TIDAK ADA WAKTU, ILMU DAN
PENGETAHUAN menjadi alasan kita untuk tidak mau belajar memulai menjadi orang
tua yang asyik dalam berinteraksi dengan anak-anak tercinta.
Untuk waktu, luangkanlah! It’s URGENT! Lalu
bagaimana supaya ilmu dan pengetahuan kita bertambah tentunya kita juga harus
mengetahui gambaran tahapan perkembangan anak dan remaja kita terutama
perkembangan seksualnya sehingga diharapkan kita akan punya gambaran dan
senjata ampuh ketika memulai praktek dalam pengasuhan seksualitas mereka.
InsyaAllah kita kupas di pembahasan selanjutnya ya.
Selamat menikmati proses perbaikan komunikasi
dengan pasangan dan mulai menjalin hubungan lebih intens dengan anak-anak
tercinta. Mudah-mudahan Allah memudahkan segala urusan kita dan janganlah kita lupa
selalu berdoa kepada Allah untuk ketuntasan kita dalam menyelesaikan tugas
sebagai orang tua.
Wallahu a’lam bishawwab
Sampai jumpa di Pembahasan ketiga
: Bagaimana caranya? Yuk praktek!,
insyaAllah J