Selasa, 17 September 2013

Pengalaman shalat di Sydney

Shalat di dalam kereta api listrik....hmmmm bau apa ini ??

Sydney adalah salah satu kota yang mempunyai alat transportasi yang cukup modern. Salah satunya adalah kereta api. Kemanapun kita akan pergi, tersedia jurusannya. Setidaknya itu yang saya rasakan selama di sana. Pada malam pertama saya menginjakakkan kaki di Sydney, temanku tercinta Iyo dan suaminya Nouk langsung mengenalkan kami dengan Train Rail.…..subhanallah begitu antusias dan semangatnya mereka bercerita dan memberikan arah –arah serta tempat naik dan pemberhentian kereta dimana kami akan menuju. Pada malam itu saya dan adik saya langsung minta ditunjukkan arah ke Macquarie University, Sydney Harbour, atau Darling Harbour …. tapiiiiii saya tetap tidak bisa membayangkan apa yang mereka katakan (Hadeuuuuh dasar saya sangat visual, petapun tak banyak membantuku tuk banyak mengingat ). Tampaknya Iyo menyadari ketelmianku hehehe,,,saking baiknya beliau mengajak ke stasiun yang memang dekat dengan rumah mereka untuk meminta buku panduan kereta api pada malam yang sudah larut itu. Dan ternyata sudah tutup saudara-saudar!. Hal pertama yang kulihat di sana adalah, bersih, sepi, dan tampak lebih aman dibandingkan stasiun-stasiun di Indonesia yang penuh dengan para pedagang dan pengamen (alias tidak ada satupun kutemukan). Satu lagi yang membuatku sangat agak tertegun…hmmmm stasiunnya sedikit mengingatkanku dengan Singapore “ Tertata”.

Tibalah petualangan hari pertama dimulai. Bangun pagi pada keesokan harinya, Iyo dan Nouk sudah menghilang pergi bekerja. Rupanya sehabis shalat subuh, kami kecapean sehingga tertidur lagi dan terbangun sekitar jam 7 lebih. Ketika kami keluar kamar dan mempersiapkan sarapan, mata saya tertuju pada sofa yang di atasnya terdapat beberapa buku kecil bermotif/bergambar sama yang berbeda warna. Tertulis di atasnya “South Lines” dan “West Lines”. Subhanallah ternyata sebelum pergi bekerja, mereka mengambilkan buku panduan dan jadwal kereta api Sydney dari stasiun Guilford untuk kami. Hwaaaa subhanallah, love you both deh ah!
Dengan penuh semangat kami mulai membuka-buka dan membaca isi buku panduan tersebut. Waaah alhamdulillah, otak saya yang semalam bekerja keras sampai nyut-nyut untuk membayangkan arah-arah kereta yang Iyo dan Nouk terangkan sudah lebih terbuka…tuh kan saya visual banget ya temans hehe. Padahal mereka menerangkan dengan sangat jelas dan persis seperti yang tertera di buku panduan…ckckckck saya nda lulus nih orientasi ruangnya (tarik nafas panjang).

Dengan semangat 45 sesudah mempersiapkan perbekalan untuk explore Sydney by train pun dimulai. Subhanallah, dinginnya udara pagi itu walaupun kami sudah mengenakan mantel/jaket musim dingin….eitss tidak lupa kami foto-foto dulu di depan rumah Iyo, di tengah jalan yang kosong hoho, dan di depan penunjuk jalan untuk memastikan “ I was here!” haha..
Perjalanan menuju stasiun Guilford sekitar 5 menitan by walking….sehat…sehat…sehat…Tibalah di stasiun terlihat beberapa orang dari berbagai etnik duduk di bangku stasiun. Di stasiun Guilford ini terdapat satu toko kecil, mesin minuman ringan, mesin pembelian ticket, dan loket yang hanya buka pada jam-jam tertentu. Setelah melihat sekeliling stasiun, saya lanjutkan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan stasiun. Rel berada di bawah area penumpang kurang lebih 1 meter ….eeeeitttt cerita tentang kereta api akan saya informasikan di edisi khusus kereta ya temans….mohon kesabarannya

Nah langsung saja ke bagian naik kereta api. Dengan semangat dan jantung sedikit berdebar (padahal deg-degan pisan, seperti mau menemui kekasih dalam kereta hihihihi ) saya dan Zaqi naik kereta. Waaaah iya tidak jauh dengan kereta di Singapore. Kamipun mencari tempat duduk yang paling nyaman alias kosong. Aaah dada yang berdebar sudah banyak berkurang karena sudah bertemu kekasih hati di dalam kereta, yaitu si ganteng “kursi”. Tapiiiiiiiii sebentar bau apa ini….kuenduskan hidung ini ke kanan, ke kiri, ke bawah, dan ke tempat duduk tentunya dengan endusan yang elegan agar tak terlihat aneh oleh yang ganteng betulan yang ada di sekitar, yang kebanyakan bermata dan berambut berwarna. “ Zaq, bau apa ini ? bau pesing bukan ? “ yaaaa begitulah kesan pertama hidungku ketika memasuki kereta api listrik kota Sydney Australia. Aaah mungkin hanya kereta ini saja pikir saya, ternyata tidak temans! Hampir semua kereta yang kami naiki barbau sama kecuali kereta yang baru, yaaaaa bau kursi barunya masih tercium. “ Apakah mereka pipis sembarangan ? apakah baju mereka bau pipis dan nempel di kereta ? apakah mereka ? apakah mereka ? hadeuuuuuh banyak pertanyaan berseliweran di kepala ini dan belum dapat jawaban pasti sampai mata ini celingak-celinguk mencari di manakah letak toiletnya ?. Pertanyaan paling besar yang berputar-putar di kepala ini, bagaimana kalau terpaksa harus shalat di dalam kereta ? bersihkah ?.....

Ketika saya bertanya kepada Iyo, memang baunya seperti itu, tapi insyaAllah bukan bau pesing karena ada pipis di mana-mana hehehehe…. #tepok jidat…tepok dada….tepok semua anggota badan xixi…Nah dapat info tambahan, bau itu akan semakin kuat di musim panas (kebetulan waktu itu musim dingin). Walaaaaaaah apalagi kalau bercampur dengan berbagai aroma para penumpangnya (jadi membayangkan ketika sekolah naik Damri berjubel dengan tukang sayur, kuli bangunan, pengamen, dll….hehehe nggak gitu juga kali ya ^^)
Akhirnya setelah yakin sepertinya bukan karena adanya yang pipis sembarangan di dalam kereta, ibadah shalat yang saya lakukan dalam kereta api terlaksana dengan nyaman dan aman……but anyway, pipi merah akibat serasa jadi selebritis tetap muncul gimana nih, padahal saya tidak yakin sama sekali apakah ada yang memperhatikan ketika shalat dalam kereta api tersebut (GR.com). Alhamdulillah…tidak bisa shalat sambil berdiri, maka duduklah! Aaaaah islam itu indah dan duh sekarang jadi kangen bau kereta api di sana nih hehehe….

#Feeling excited to go back, insyaAllah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar