Sabtu, 05 September 2015

Kurikulum dengan Pembelajaran yang Menyenangkan bagi Anak Usia Dini di Rumah

Fun Curriculum At Home For Preschooler
By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah

Aura kebahagiaan terpancar dari orang-orang terdekat kita ketika berita pernikahan mulai tersebar. Ucapan selamat dan berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan rencana pernikahan kitapun berhamburan. Sama siapa ?, orang mana ?, kerja di mana ?, di mana nikahnya ?, sudah sampai mana persiapannya ? dll. Persiapan menuju pernikahanpun direncanakan sangat matang terlepas dari sederhana atau mewahnya pernikahan itu. Dari mulai pembuatan kepanitiaan, rancangan acara, kostum, gedung, biaya, dll. Kita membuat rancangan kerja dan membagi tugas dengan detil kepada semua panitia. Untuk membuatnya lebih sempurna diadakan rapat berulang-ulang. Ketika acara berlangsungpun tak lepas Ketua Panitia memantau dan berkoordinasi dengan timnya memastikan semuanya berjalan dengan rancangan acara.

Ilustrasi di atas menunjukkan betapa pentingnya pembuatan seperangkat alat yang bisa menunjang pernikahan dengan baik, lancar dan sesuai harapan. Nah itu tidak jauh dengan definisi dari kurikulum. Sederhananya kurikulum adalah seperangkat rancangan pembelajaran “ a plan for learning” yang tertulis atau ada dokumennya.

Aura kebahagiaan Alhamdulillah kembali terpancar ketika kita dianugrahi putra-putri tercinta. Ketika kita menikah mempersiapkannya dengan sangat matang, nah tantangan berikutnya sebagai orangtua adalah pembuatan “ a plan for learning “ bagi anak-anak kita yang merupakan amanah/titipan istimewa. Usia dini adalah masa yang sangat crucial, yaitu usia 0-7 tahun. Di masa inilah fase perkembangan awal harus maksimal diberikan stimulasi. Menilik karakteristik anak usia dini/preschool yaitu : Memiliki rasa ingin tahu yang besar, pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa yang paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris, memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, dan bagian dari makhluk sosial menuntut kita untuk dapat menfasilitasi kebutuhan yang mengirinya.

Dalam pembuatan “a plan for learning” inipun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu masa-masa titik kritis anak usia dini, diantaranya membutuhkan istirahat, makan, minum, dan rasa aman yang tinggi,peniru ulung, membutuhkan rutinitas dan latihan, kebutuhan akan bertanya dan menjawab, cara berfikir berbeda dengan orang dewasa, membutuhkan pengalaman langsung, masa trial and error, dan masa bermain.

Melihat karakteristik dan masa kritis anak usia dini di atas mengajak kita untuk dapat mengembangkan/mendesain sebuah perencanaan bembelajaran yang menyenangkan, artinya kita harus dapat memadukan pendidikan dan hiburan dengan harmonis dalam sebuah aktivitas bermain. Di sini kata kuncinya adalah BERMAIN, MENYENANGKAN, BERMAKNA (BMB), jadi ijinkan saya mengganti istilah “ a plan for learning” menjadi “ A PLAN FOR FUN LEARNING”, Alhamdulillah lebih keren hehe…
Adapun dalam rancangan ini aspek-aspek perkembangan yang harus distimulasi adalah fisik-motorik (kasar dan halus), bahasa, kognitif,  social-emosi, dan moral. Pengembangan nilai dan karakter adalah bagian terpenting dalam rentang usia ini.

Alhamdulillah banyak ayah bunda cerdas yang sangat memahami karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sehingga berbagai cara ditempuh, misalnya dengan mencari sekolah yang dapat menfasilitasi kebutuhan anak-anak tersebut ataupun memutuskan menstimulasi mereka di rumah secara menyeluruh. Apapun langkah yang ditempuh, peran orangtua di rumah sangat penting pada masa ini. Bagi yang memutuskan menyekolahkan anaknya, perlu diingat bahwa sekolah adalah partner orangtua yang tugasnya hanya membantu menggenapkan usaha kita dalam mengembangkan potensi dan kemampuan putra-putri tercinta. Jadi rumah adalah tempat utama dan tempat paling strategis. Kesimpulan, ayah bundalah guru terbaik dalam pelaksanaan A PLAN FOR FUN LEARNING ini. Membuatnya insyaAllah sangat mudah

Langkah-langkah membuat A PLAN FOR FUN LEARNING :
1.       Tujuan (Aim), cita-cita dan impian yang ingin diraih dengan menentukan target perkembangan anak yang ingin distimulasi.
2.       Aspek yang ingin dikembangkan ( Development Aspects), aspek perkembangan apa yang ingin distimulasi ? misalnya, Fisik-motorik: anak bisa melompat ke depan menggunakan 2 kaki. Bahasa : anak dapat meminta ijin dengan bahasa sederhana. Kognitif : membedakan bentuk. Sosial Emosi : Berani bertanya. Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima kasih.
3.       Rencana kegiatan (Activities), berisi tema/topik pembelajaran dan rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir.
4.       Sumber dan peralatan yang akan digunakan (Tools and Resources), berisi peralatan dan sumber belajar yang akan digunakan.
5.       Lingkungan yang dilibatkan , dalam menjalankan kegiatan siapa orang yang diharapkan dapat membantu atau mendukung proses pembelajaran yang berlangsung. Misalnya : ayah, bunda, kakek, nenek, paman, bibi, tetangga, dll.

Prinsip membuat A PLAN FOR FUN LEARNING adalah PIKOR :
1.       PENGALAMAN, Pengalaman langsung mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya melalui
mendengarkan. Anak banyak melakukan praktek. Melalui kegiatan berfikir, bergerak, berbicara, mengecap, menghidu,mendengar,melihat, dan menyentuh akan membantu otak anak menyimpan dan mengingat lebih banyak apa yang dipelajarinya.

2.       INTERAKSI, Kualitas belajar akan meningkat dengan diskusi, saling bertanya dan menjelaskan
sehingga anak mampu memberikan pendapat yang lebih jelas. Anak diajak berani mengemukakan ide dan pendapatnya ketika sedang berdiskusi atau bercakap-cakap.
3.       KOMUNIKASI, Pengungkapan pikiran dan perasaan selain memenuhi ‘harga diri’ juga akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari. Anak dibiasakan menyampaikan ide, pikiran, hasil penemuan, dan pendapatnya melalui berbagai cara/media
.
4.       REFLEKSI dan EVALUASI, Refleksi dapat terjadi sebagai akibat adanya interaksi dan komunikasi. Pertanyaan dari orangtua dan teman memicu anak untuk berpikir dan  melakukan refleksi pemikiran dan pembelajaran. Bertanya perasaan anak setelah melakukan aktivitas, menanyakan pendapat anak mengenai kegiatan yang telah dilakukan,

Sifat pembelajaran : M2B4
1.       Menyenangkan (FUN)
2.       Mudah (EASY)
3.       Belajar (LEARN)
4.       Bermain (PLAY)
5.       Bermakna (Meaningful)
6.       Berkembang bersama (Growth Together)

Contoh Kegiatan :
Tujuan : Bersyukur kepada Allah
Aspek yang ingin dikembangkan : Fisik-motorik: anak bisa melompat ke depan menggunakan 2 kaki. Bahasa : anak dapat meminta ijin dengan bahasa sederhana. Kognitif : membedakan bentuk. Sosial Emosi : Berani bertanya. Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima kasih.

Peralatan dan sumber belajar : Keranjang, macam-macam daun, kertas, lem, gunting, pewarna.
Lingkungan yang dilibatkan : Anggota keluarga dan tetangga.

Rencana kegiatan :
·         Anak diajak untuk bersama ayah/bunda bermain peran menjadi keluarga kelinci yang akan mencari makanan ke luar berupa dedaunan.
·         Diajak berdiskusi untuk membawa peralatan apa saja untuk membawa dedaunan tersebut.
·         Mengajak jalan-jalan ke rumah tetangga dengan bersama-sama melompat menggunakan 2  kaki sambil bergembira.
·         Setelah sampai di rumah tetangga ketika akan memetik daun, anak ditanyakan siapa yang memiliki pohonnya apakah punya si anak ? setelah anak tahu siapa pemiliknya, lalu anak diajak belajar meminta ijin untuk memetik daun tersebut dan mengucapkan terima kasih ketika diijinkan. Contoh kalimat : “Permisi, boleh minta daun ?”. Di perjalan pulang, kita bisa menanamkan nilai baik seperti, “Pak…..baik ya, sudah mengijinkan kita memetik daunnya. Tahu tidak sayang? Allah lebih sayang dengan kita lho. Allah menciptakan pohon berdaun itu buat kita, keren ya”
·         Setelah mendapatkan banyak daun, keluarga kelinci pulang dan bersama-sama melihat berbagai macam bentuk daun yang berbeda-beda dengan memancing banyak pertanyaan kepada anak tanpa langsung memberikan informasi. Contoh kalimat : “Hmmm masyaAllah daunnya banyak sekali, yuk kita lihat sayang! Kita cari yuk daun yang sama bentuknya!” “Waaah lihaaat Allah menciptakan daun-daun ini sama tidak ya bentuknya ?”
·         Setelah selesai bermain dengan bentuk-bentuk daun, anak bisa diajak berkreasi bersama dengan menggunakan media daun tersebut. Anak diajak memutuskan akan diapakan dedaunan tersebut dengan diberikan 2-3 pilihan disesuaikan dengan waktu yang tersedia, misalnya ditempel jadi pohon, mencap, daun digunting dan membuat kolase kelinci. Contoh kalimat : “ Serunya ya main dengan daun
·         Saling menyampaikan perasaan. Contoh kalimat : “ Alhamdulillah perasaan bunda senaaaang sekali bisa main jadi kelinci denganmu sayang, bagaimana perasaan kamu ?
·         Review, bertanya kembali pada anak apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga kelinci dan apa yang harus dilakukan untuk berterima kasih kepada Allah yang sudah menciptakan pohon dan tanaman. Contoh kalimat : “ Alhamdulillah, terima kasih Allah!” dilanjut “Sudah menciptakan tanaman untuk kami”…dst.
·         Anak diajak untuk membereskan dan membersihkan peralatan yang sudah digunakan.


Prinsipnya, dalam pembuatan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan di rumah dengan anak usia dini kita itu sangat murah karena bisa menggunakan dan memanfaatkan segala sumber yang ada di lingkungan sekitar, di mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga dan rumah.

Selamat mencoba ayah bunda sayang yang dirahmati Allah J

Tugas  buatmu sahabat : Aku bisa membuat satu contoh A PLAN FOR FUN LEARNING di rumah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar