Fun Curriculum At Home For Preschooler
By : Siti Sarah Hajar Nurfuadah
Aura kebahagiaan terpancar dari orang-orang terdekat kita
ketika berita pernikahan mulai tersebar. Ucapan selamat dan berbagai pertanyaan
yang berhubungan dengan rencana pernikahan kitapun berhamburan. Sama siapa ?,
orang mana ?, kerja di mana ?, di mana nikahnya ?, sudah sampai mana
persiapannya ? dll. Persiapan menuju pernikahanpun direncanakan sangat matang
terlepas dari sederhana atau mewahnya pernikahan itu. Dari mulai pembuatan
kepanitiaan, rancangan acara, kostum, gedung, biaya, dll. Kita membuat
rancangan kerja dan membagi tugas dengan detil kepada semua panitia. Untuk
membuatnya lebih sempurna diadakan rapat berulang-ulang. Ketika acara
berlangsungpun tak lepas Ketua Panitia memantau dan berkoordinasi dengan timnya
memastikan semuanya berjalan dengan rancangan acara.
Ilustrasi di atas menunjukkan betapa pentingnya pembuatan
seperangkat alat yang bisa menunjang pernikahan dengan baik, lancar dan sesuai
harapan. Nah itu tidak jauh dengan definisi dari kurikulum. Sederhananya
kurikulum adalah seperangkat rancangan pembelajaran “ a plan for learning” yang
tertulis atau ada dokumennya.
Aura kebahagiaan Alhamdulillah kembali terpancar ketika
kita dianugrahi putra-putri tercinta. Ketika kita menikah mempersiapkannya
dengan sangat matang, nah tantangan berikutnya sebagai orangtua adalah
pembuatan “ a plan for learning “ bagi anak-anak kita yang merupakan
amanah/titipan istimewa. Usia dini adalah masa yang sangat crucial, yaitu usia 0-7
tahun. Di masa inilah fase perkembangan awal harus maksimal diberikan stimulasi.
Menilik karakteristik anak usia dini/preschool yaitu : Memiliki rasa ingin tahu
yang besar, pribadi yang unik, suka berfantasi dan berimajinasi, masa yang
paling potensial untuk belajar, menunjukkan sikap egosentris, memiliki rentang
daya konsentrasi yang pendek, dan bagian dari makhluk sosial menuntut kita
untuk dapat menfasilitasi kebutuhan yang mengirinya.
Dalam pembuatan “a plan for learning” inipun ada beberapa
hal yang harus diperhatikan, yaitu masa-masa titik kritis anak usia dini,
diantaranya membutuhkan istirahat, makan, minum, dan rasa aman yang
tinggi,peniru ulung, membutuhkan rutinitas dan latihan, kebutuhan akan bertanya
dan menjawab, cara berfikir berbeda dengan orang dewasa, membutuhkan pengalaman
langsung, masa trial and error, dan masa bermain.
Melihat karakteristik dan masa kritis anak usia dini di
atas mengajak kita untuk dapat mengembangkan/mendesain sebuah perencanaan
bembelajaran yang menyenangkan, artinya kita harus dapat memadukan pendidikan
dan hiburan dengan harmonis dalam sebuah aktivitas bermain. Di sini kata
kuncinya adalah BERMAIN, MENYENANGKAN, BERMAKNA (BMB), jadi ijinkan saya
mengganti istilah “ a plan for learning” menjadi “ A PLAN FOR FUN LEARNING”,
Alhamdulillah lebih keren hehe…
Adapun dalam rancangan ini aspek-aspek perkembangan yang
harus distimulasi adalah fisik-motorik (kasar dan halus), bahasa, kognitif, social-emosi, dan moral. Pengembangan nilai
dan karakter adalah bagian terpenting dalam rentang usia ini.
Alhamdulillah banyak ayah bunda cerdas yang sangat
memahami karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sehingga berbagai cara
ditempuh, misalnya dengan mencari sekolah yang dapat menfasilitasi kebutuhan
anak-anak tersebut ataupun memutuskan menstimulasi mereka di rumah secara
menyeluruh. Apapun langkah yang ditempuh, peran orangtua di rumah sangat
penting pada masa ini. Bagi yang memutuskan menyekolahkan anaknya, perlu
diingat bahwa sekolah adalah partner orangtua yang tugasnya hanya membantu
menggenapkan usaha kita dalam mengembangkan potensi dan kemampuan putra-putri
tercinta. Jadi rumah adalah tempat utama dan tempat paling strategis.
Kesimpulan, ayah bundalah guru terbaik dalam pelaksanaan A PLAN FOR FUN
LEARNING ini. Membuatnya insyaAllah sangat mudah
Langkah-langkah membuat A PLAN FOR FUN LEARNING :
1.
Tujuan (Aim), cita-cita dan impian yang ingin
diraih dengan menentukan target perkembangan anak yang ingin distimulasi.
2.
Aspek yang ingin dikembangkan ( Development
Aspects), aspek perkembangan apa yang ingin distimulasi ? misalnya,
Fisik-motorik: anak bisa melompat ke depan menggunakan 2 kaki. Bahasa : anak
dapat meminta ijin dengan bahasa sederhana. Kognitif : membedakan bentuk.
Sosial Emosi : Berani bertanya. Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima
kasih.
3.
Rencana kegiatan (Activities), berisi tema/topik
pembelajaran dan rangkaian kegiatan dari awal sampai akhir.
4.
Sumber dan peralatan yang akan digunakan (Tools
and Resources), berisi peralatan dan sumber belajar yang akan digunakan.
5.
Lingkungan yang dilibatkan , dalam menjalankan
kegiatan siapa orang yang diharapkan dapat membantu atau mendukung proses
pembelajaran yang berlangsung. Misalnya : ayah, bunda, kakek, nenek, paman,
bibi, tetangga, dll.
Prinsip membuat A PLAN FOR FUN LEARNING adalah PIKOR :
1.
PENGALAMAN, Pengalaman langsung mengaktifkan
lebih banyak indera daripada hanya melalui
mendengarkan. Anak banyak melakukan
praktek. Melalui kegiatan berfikir, bergerak, berbicara, mengecap,
menghidu,mendengar,melihat, dan menyentuh akan membantu otak anak menyimpan dan
mengingat lebih banyak apa yang dipelajarinya.
2.
INTERAKSI, Kualitas belajar akan meningkat
dengan diskusi, saling bertanya dan menjelaskan
sehingga anak mampu memberikan pendapat
yang lebih jelas. Anak diajak berani mengemukakan ide dan pendapatnya ketika
sedang berdiskusi atau bercakap-cakap.
3.
KOMUNIKASI, Pengungkapan
pikiran dan perasaan selain memenuhi ‘harga diri’ juga akan memantapkan
pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari. Anak dibiasakan menyampaikan
ide, pikiran, hasil penemuan, dan pendapatnya melalui berbagai cara/media
.
4.
REFLEKSI dan EVALUASI, Refleksi dapat terjadi
sebagai akibat adanya interaksi dan
komunikasi. Pertanyaan dari orangtua dan teman memicu anak untuk berpikir dan
melakukan refleksi pemikiran dan pembelajaran. Bertanya perasaan anak
setelah melakukan aktivitas, menanyakan pendapat anak mengenai kegiatan yang
telah dilakukan,
Sifat pembelajaran : M2B4
1.
Menyenangkan (FUN)
2.
Mudah (EASY)
3.
Belajar (LEARN)
4.
Bermain (PLAY)
5.
Bermakna (Meaningful)
6.
Berkembang bersama (Growth Together)
Contoh Kegiatan :
Tujuan : Bersyukur kepada Allah
Aspek yang ingin dikembangkan : Fisik-motorik: anak bisa
melompat ke depan menggunakan 2 kaki. Bahasa : anak dapat meminta ijin dengan
bahasa sederhana. Kognitif : membedakan bentuk. Sosial Emosi : Berani bertanya.
Moral : Terbiasa mengucapkan permisi dan terima kasih.
Peralatan dan sumber belajar : Keranjang, macam-macam
daun, kertas, lem, gunting, pewarna.
Lingkungan yang dilibatkan : Anggota keluarga dan
tetangga.
Rencana kegiatan :
·
Anak diajak untuk bersama ayah/bunda bermain
peran menjadi keluarga kelinci yang akan mencari makanan ke luar berupa
dedaunan.
·
Diajak berdiskusi untuk membawa peralatan apa
saja untuk membawa dedaunan tersebut.
·
Mengajak jalan-jalan ke rumah tetangga dengan
bersama-sama melompat menggunakan 2 kaki
sambil bergembira.
·
Setelah sampai di rumah tetangga ketika akan
memetik daun, anak ditanyakan siapa yang memiliki pohonnya apakah punya si anak
? setelah anak tahu siapa pemiliknya, lalu anak diajak belajar meminta ijin
untuk memetik daun tersebut dan mengucapkan terima kasih ketika diijinkan.
Contoh kalimat : “Permisi, boleh minta daun ?”. Di perjalan pulang, kita bisa
menanamkan nilai baik seperti, “Pak…..baik ya, sudah mengijinkan kita memetik
daunnya. Tahu tidak sayang? Allah lebih sayang dengan kita lho. Allah
menciptakan pohon berdaun itu buat kita, keren ya”
·
Setelah mendapatkan banyak daun, keluarga
kelinci pulang dan bersama-sama melihat berbagai macam bentuk daun yang
berbeda-beda dengan memancing banyak pertanyaan kepada anak tanpa langsung
memberikan informasi. Contoh kalimat : “Hmmm masyaAllah daunnya banyak sekali,
yuk kita lihat sayang! Kita cari yuk daun yang sama bentuknya!” “Waaah lihaaat Allah
menciptakan daun-daun ini sama tidak ya bentuknya ?”
·
Setelah selesai bermain dengan bentuk-bentuk
daun, anak bisa diajak berkreasi bersama dengan menggunakan media daun
tersebut. Anak diajak memutuskan akan diapakan dedaunan tersebut dengan
diberikan 2-3 pilihan disesuaikan dengan waktu yang tersedia, misalnya ditempel
jadi pohon, mencap, daun digunting dan membuat kolase kelinci. Contoh kalimat :
“ Serunya ya main dengan daun
·
Saling menyampaikan perasaan. Contoh kalimat : “
Alhamdulillah perasaan bunda senaaaang sekali bisa main jadi kelinci denganmu
sayang, bagaimana perasaan kamu ?
·
Review, bertanya kembali pada anak apa saja yang
sudah dilakukan oleh keluarga kelinci dan apa yang harus dilakukan untuk
berterima kasih kepada Allah yang sudah menciptakan pohon dan tanaman. Contoh
kalimat : “ Alhamdulillah, terima kasih Allah!” dilanjut “Sudah menciptakan
tanaman untuk kami”…dst.
·
Anak diajak untuk membereskan dan membersihkan
peralatan yang sudah digunakan.
Prinsipnya, dalam pembuatan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan di rumah dengan anak usia dini kita itu sangat murah karena bisa
menggunakan dan memanfaatkan segala sumber yang ada di lingkungan sekitar, di
mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga dan rumah.
Selamat mencoba ayah bunda sayang yang dirahmati Allah J
Tugas buatmu
sahabat : Aku bisa membuat satu contoh A PLAN FOR FUN LEARNING di rumah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar